Dari Lokal Menuju Global: FEB-UT Hadirkan Strategi Kewirausahaan dalam Forum The 4th Internasional Webinar on Enterpreneurship (IWE4th)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Terbuka membuka rangkaian kegiatan internasionalnyatahun ini dengan menyelenggarakan The 4th International Webinar on Entrepreneurship (IWE)pada Sabtu, 24 Mei 2025, dengan mengusung tema “The Dynamics of Local to Global Entrepreneurship.” Acara ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom dan disiarkanlangsung di kanal YouTube UT-TV pada pukul 09.00 WIB sampai dengan 11.00 WIB.

Sebagai bentuk nyata dari kerja sama internasional, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Terbuka (FEB UT) menyelenggarakan kegiatan ini bersama mitra institusionalnya, National Institute of Development Administration (NIDA), Thailand. Dalam forum ini, hadir duanarasumber yang memiliki rekam jejak kuat di bidang kewirausahaan, yaitu Edy Fajar Prasetyo, S.P., pendiri Arunika sekaligus Global Change Maker dari Indonesia dan Piyada Soontornchaiya, Ph.D., akademisi sekaligus peneliti dari NIDA Thailand. Kegiatan dilaksanakan dalam format hybrid secara daring melalui platform Zoom Meeting serta disiarkan secara langsung melaluikanal YouTube resmi FEB UT. Acara ini sukses menjaring antusiasme tinggi dengan total 212 peserta yang bergabung melalui Zoom dan 369 penonton yang menyaksikan melalui YouTube, yang terdiri dari peserta beragam latar belakang baik dari Indonesia maupun luar negeri.Acara inidimoderatori oleh Dr. Agustine Dwianika, S.E., M.Ak, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UT, dan diselenggarakan untuk membekali mahasiswa dan pelaku usaha dengan wawasan tentangdinamika ekspansi usaha dari lokal menuju global, sambil menjaga akar budaya dan kearifanlokal.

Webinar dibuka secara resmi oleh Ibu Olivia Idrus, S.E., M.Sc, Wakil Dekan III FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Terbuka, yang menyampaikan bahwa kewirausahaan memegangperanan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di era keterhubungan global. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kemampuan untuk beradaptasi, berinovasi, dan menjaga kearifan lokal sambil menciptakan dampak global, sebagai inti dari transformasikewirausahaan saat ini.

Para narasumber menyampaikan materi yang memperkaya pemahaman peserta mengenai strategi pengembangan usaha yang berorientasi global. Edy Fajar Prasetyo menekankan pentingnya nilaisosial dan kebermanfaatan komunitas dalam membangun usaha sosiopreneur, sementara Dr. Piyada Soontornchaiya mengulas pendekatan teoritis dan praktik ekspansi bisnis global melaluiinovasi dan teknologi digital.

Empat Pilar Bisnis Sukses ala Edy Fajar Prasetyo

Edy Fajar membagikan pengalamannya membangun usaha sosial yang sukses menembus pasar regional dengan basis nilai lokal, termasuk inisiatif Trash to Treasure dan platform Literacy Coffee. Ia menggarisbawahi empat pilar utama dalam membangun bisnis berkelanjutan:

  • Problem Solving

Setiap bisnis harus dimulai dari kemampuan untuk mengenali masalah nyata dalam masyarakat dan menawarkan solusi konkret. Kewirausahaan sejati adalah tentang menjadi agen perubahan melalui solusi yang relevan dan aplikatif.

  • Value Creation

Produk atau jasa harus mampu menciptakan nilai tambah bagi konsumen, baik dalam bentuk efisiensi, kenyamanan, maupun kemudahan. Bisnis yang berorientasi pada kebutuhan pengguna akan lebih tahan lama.

  • Sustainability & Scalability

Bisnis harus dibangun dengan strategi jangka panjang yang dapat diperluas skalanya, tanpa mengorbankan nilai inti dan keberlanjutannya. Artinya, model bisnis harus dapat tumbuh seiring waktu dan tetap adaptif.

  • Social & Environmental Impact

Bisnis tidak hanya harus menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan komunitas. Misalnya melalui pemberdayaan masyarakat lokal dan inovasi berbasis limbah seperti yang diterapkan Edy dalam proyek Trash to Treasure.

Edy juga mendorong pelaku usaha untuk menjadikan nilai budaya lokal sebagai kekuatan diferensiasi di pasar global, serta memanfaatkan platform digital dan kolaborasi lintas sektor untuk memperluas pengaruh bisnis mereka.

Strategi Wirausaha Global ala Dr. Piyada Soontornchaiya

Piyada, dengan latar belakang pengalaman korporasi di Eropa dan Asia, mengusulkan tiga strategi utama bagi wirausahawan lokal yang ingin menembus pasar internasional:

  • Mengadopsi Teknologi Global tanpa Kehilangan Konteks Lokal

Teknologi seperti e-commerce dan AI dapat membantu bisnis berkembang, tetapi harus digunakan dengan menyesuaikan bahasa, norma budaya, dan narasi lokal agar tetap relevan bagi pasar sasaran.

  • Berkolaborasi dengan Mitra Internasional yang Menghargai Akar Budaya

Kolaborasi lintas negara akan efektif jika mitra bisnis memiliki visi yang selaras dalam pelestarian budaya dan dampak sosial. Kerja sama seharusnya tidak memaksa pebisnis lokal meninggalkan identitasnya.

  • Menggunakan Storytelling sebagai Jembatan Budaya dan Strategi Branding

Narasi tentang proses produksi, nilai tradisional, dan cerita komunitas akan memperkuat merek dan menciptakan koneksi emosional dengan konsumen global yang kini semakin mencari keaslian.

Piyada juga menampilkan studi kasus sukses dari berbagai negara, seperti Kopi Kenangan (Indonesia), NaRaYa (Thailand), dan Matchaya (Singapura) yang menunjukkan bagaimana sinergi antara budaya lokal, inovasi, dan teknologi dapat menciptakan brand yang berkelanjutan dan berdaya saing internasional.

Salah satu segmen penting dalam kegiatan ini adalah sesi diskusi interaktif yang memberikan ruang bagi peserta untuk menyampaikan pertanyaan dan pandangan seputar praktik kewirausahaan lintas budaya, strategi memasuki pasar internasional, serta cara menjaga kearifan lokal dalam proses ekspansi bisnis. Para narasumber memberikan tanggapan yang menarik dan penuh wawasan terhadap setiap pertanyaan yang diajukan, dengan menekankan pentingnya inovasi, kolaborasi, serta keberpihakan terhadap nilai-nilai sosial dan budaya lokal dalam kewirausahaan lintas negara. Diskusi ini memperkaya perspektif peserta terhadap praktik kewirausahaan kontemporer yang adaptif dan berdaya saing global.

Sebagai penutup acara, dilakukan sesi penyerahan sertifikat secara digital kepada para narasumber sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi dan inspirasi yang telah dibagikan selama webinar berlangsung.

Kegiatan ini menegaskan urgensi kolaborasi antara inovasi global dan pelestarian kearifan lokal dalam merumuskan strategi kewirausahaan masa depan. Baik Edy Fajar maupun Piyada Soontornchaiya menyoroti bahwa kesuksesan seorang wirausaha tidak semata-mata ditentukan oleh modal atau teknologi, melainkan juga oleh kemampuannya menjaga identitas budaya dan nilai komunitas sebagai fondasi dalam menghadapi kompetisi pasar global. Melalui forum internasional ini, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Terbuka menunjukkan komitmennya dalam mencetak wirausahawan yang tidak hanya unggul secara intelektual dan strategis, tetapi juga memiliki kesadaran sosial serta akar budaya yang kuat.

Acara ini juga membuka wawasan peserta akan pentingnya mengelola kekuatan lokal sebagai modal utama untuk meraih peluang di tingkat global. FEB-UT terus berupaya menyelenggarakan kegiatan sejenis sebagai sarana pemberdayaan mahasiswa dan masyarakat melalui penyampaian pengetahuan kewirausahaan yang strategis dan inspiratif. Selain menjadi ruang pertukaran gagasan lintas negara, forum ini juga memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga akar budaya di tengah arus globalisasi. FEB-UT menegaskan keberlanjutan perannya dalam menghadirkan diskursus internasional yang mendorong lahirnya wirausahawan yang inklusif, adaptif, dan berorientasi pada dampak sosial.